PUNCAK KEHIDUPAN ADALAH DI BAWAH KEHIDUPAN

By Yusak R -

 #sebuah refleksi pendakian gunung prau

Target utama seorang pendaki adalah puncak gunung. Tapi setelah sampai ke puncak pendaki pasti akan turun ke bawah. Tidak ada pendaki ketika sudah sampai ke puncak akan terus ingin berada di puncak selamanya. Pendaki itu pasti akan turun ke bawah. Itulah gambaran kehidupan ini. Ketika kita sudah sampai ke puncak, jangan lupa kita turun kembali. Jangan lupa, bahwa hidup yang sebenarnya bukan berada di puncak, tetapi berada di bawah puncak gunung. Artinya, jika hidupmu sudah berada di puncak, jangan lupa diri. Jangan terlena, seolah-oleh hidupmu terus berada di puncak. Maka dari itu, kalau sudah berada di puncak, jangan lupa turun kembali.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANDA ADALAH PRIBADI YANG KUAT

By Yusak R -
Gambar
  Yos 1:9  Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."  Di   California Selatan Amerika Serikat, ada sebuah pohon yang diberi nama The Lone Cypress Tree. Dinamai seperti itu karena dia tumbuh sendirian di atas sebuah tonjolan batu karang   setinggi 100 m di atas permukaan laut terletak tepat ke arah Lautan Pasifik yang maha luas itu. Harap anda tahu saja bahwa pohon ini setiap hari harus menghadapi terjangan angin Lautan Pasifik yang berhembus dengan kecepatan 60-70 mph (mil per hour) yang setara dengan 96,6 – 112.7 km per jam. Pohon lain dipastikan akan tumbang diterjang angin dengan kecepatan seperti itu. Anda mau tahu lebih jauh? Terjangan angin seperti itu terjadi bukan sehari dua melainkan sepanjang lebih dari 250 tahun umur TLCT. Tetapi walaupun sering di terpa angin laut yang begitu dahsyat, pohon ini tetap berdiri tegar. Karena...
Read more »

SIMBOL PELEPASAN DARI IKATAN DUNIA

By Yusak R -
Gambar
#refleksi menghadiri perayaan tri waisak Hari Minggu 22 Juni 2025, aku menghadiri undangan perayaan Tri Waisak di Klenteng Tri Dharma Parakan. Ini adalah pengalaman pertama kaliku menghadiri perayaan Waisak.  Karena mewakili tokoh agama, aku dipersilahkan duduk di kursi barisan depan, dua baris di belakang tempat duduk para Biksu.      Acara dimulai pukul dua lebih sedikit, dengan di awali prosesi para Biksu memasuki tempat perayaan. Anak-anak kecil sambil membawa bunga, berada di barisan depan para Biksu yang memasuki tempat perayaan. Sementara itu, para hadirin dipersilahan untuk berdiri, sebagai tanda penghormatan bagi para Biksu.   Semua mata hadirin tertuju kepada iring-iringan prosesi, tak terkecuali diriku. Barisan anak-anak kecil yang berada di muka para Biksu memang terkesan lucu dan menarik, karena kepolosan mereka. Tetapi mataku lebih tertuju kepada barisan  para biksu, dari pada anak-anak itu.  Musik pengiring mengiringi langkah-langka...
Read more »